TUGAS PRAKTIKUM
GEOLOGI DASAR
Oleh
:
Kukuh Tri
Atmanto
03121002098
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS
SRIWIJAYA
2012
Penjelasan tentang :
a.
Penjelasan mengenai diskordan dan conkordan
disertai gambar.
b.
Penjelasan mengenai ore body (Badan Bijih)
reguller dan Ireguller.
c.
Penjelasan mengenai Skarn Deposit.
d.
Penjelasan diagram himpunan mineral alterasi dan
sistem hidrotermal (cobett & Leach, 1996)
Diskordan dan Konkordan
Diskordan
Diskordan adalah salah satu tipe intrusi batuan beku dimana intrusi ini
memotong perlapisan batuan di sekitarnya. Macam-macam intrusi dengan tipe
diskordan adalah:
a. Batolith
Tubuh
intrusi yang mempunyai ukuran sangat besar, yaitu > 100 km2 dan
membeku pada kedalaman yang sangat besar. Kata batolith berasal dari bahasa
Yunani bathos yang artinya dalam dan lithos yang artinya batu. Batolith
hampir selalu memiliki komposisi jenis batuan asam dan intermediet, seperti
granit, monzonit kuarsa, atau diorite. Meskipun tampak seragam, batolith
sebenarnya mempunyai struktur dengan sejarah yang komplek dan komposisi yang
beragam. Batolith dapat dibedakan dengan batuan beku yang ada di sekitarnya
dengan beberapa kriteria seperti umurnya, komposisi, tekstur maupun
strukturnya. Batolith dapat tersingkap ke permukaan bumi dari kedalaman yang
sangat besar dengan dua proses yaitu jika lapisan di atasnya terkena gaya
eksogen berupa erosi yang lama kelamaan akan menyingkapkan batolith tersebut,
juga karena gaya endogen yaitu berapa pengangkatan. Contoh batolith yang
terkenal adalah batolith yang tersingkap di Sierra Nevada (USA) yang
berkomposisi batuan granit.
b.
Stock
Stock adalah salah satu batuan intrusive yang mempunyai kenampakan seperti batolith, yaitu bentuknya tidak beraturan, tetapi dimensinya lebih kecil yaitu kurang dari 10 km2. Stock merupakan penyerta tubuh suatu batolith atau bagian atas dari batolith.
c.
Dike
Intrusi dike berkomposisi basaltik, Suatu tubuh intrusi yang memotong perlapisan batuan di sekitarnya. Dike
mempunyai bentuk tabular atau memanjang. Intrusi dike adalah suatu tubuh batuan
beku yang mempunyai perbandingan aspek yang sangat besar. Ini berarti bahwa
ketebalannya biasanya akan lebih kecil dari dua dimensi lainnya. Ketebalannya
bisa bervariasi antara beberapa sentimeter sampai meter, dan panjangnya bisa
ratusan meter.
Tekstur dan komposisi
dike dapat bervariasi dari diabas atau basaltik sampai granitik atau riolitik,
tapi yang paling banyak dijumpai adalah berkomposisi basaltik. Dike bisa
disebut pegmatit apabila kristal yang ada di batuan tersebut berukuran sangat
kasar, dengan ukuran beberapa cm sampai 10 meter.
d. Leher
Vulkanik (vulkanik neck) atau Diatrema atau Jenjang Vulkanik
Leher vulkanik yang tersingkap di permukaan
bumi dan terus mengalami erosi, Pipa gunung api di bawah kawah yang
mengalirkan magma ke kepundan. Kemudian setelah batuan yang menutupi di
sekitarnya tererosi, maka batuan beku yang bentuknya kurang lebih silindris dan
menonjol dari topografi disekitarnya.
Konkordan
Konkordan adalah tubuh batuan beku intrusif yang sejajar dengan perlapisan batuan di sekitarnya.
Konkordan adalah tubuh batuan beku intrusif yang sejajar dengan perlapisan batuan di sekitarnya.
a. Sill
Sill , Tubuh batuan intrusif yang berupa lembaran dan sejajar dengan perlapisan
batuan di sekitarnya. Sill akan menyisip di antara bidang lemah pada batuan,
sebagai contoh pada bidang perlapisan pada batuan sedimen atau foliasi pada
batuan metamorf. Ciri kenampakan Sill di lapangan adalah adanya efek
terbakar pada bagian atas dan bawah batuan yang diintrusi. Karena magma yang
sangat cair adalah salah satu yang paling dibutuhkan pada pembentukan sill,
maka sill sering ditemukan berkomposisi basaltik. Sill sering ditemukan
mengandung banyak mineral berharga seperti emas, platina, chrom, dan elemen
jarang lainnya.
b. Laccolith
Tubuh batuan intrusi yang berbentuk cembung,
dimana perlapisan batuan yang semula datar menjadi melengkung karena terdesak
oleh intrusi ini, sedangkan bagian bawahnya tetap datar. Diameter berkisar
antara 2 sampai 4 mil dengan kedalaman mencapai ribuan meter. Bentuk laccolith
bisa cembung karena saat menyusup tekanan magma cukup besar.
Laccolith cenderung terbentuk pada tempat yang
dangkal dan viskositas magma besar, dan berkomposisi seperti magma pembentuk
diorite, granodiorit, dan granit.
c. Lopolith
Tubuh
batuan intrusi yang berbentuk cekung. Lopolith mempunyai diameter yang lebih
besar dari Lopolith yaitu dari puluhan sampai ratusan kilometer dengan
kedalaman ribuan meter. Lopolith biasanya mempunyai komposisi basaltic,
sehingga massa jenis besar dan cenderung menenpati bagian cekung.
d. Paccolith
Tubuh batuan beku yang menempati sinklin atau
antiklin yang telah terbentuk sebelumnya. Ketebalannya berkisar antara ratusan
sampai ribuan kilometer.
Endapan
Skarn
Skarn dapat terbentuk selama
metamorfisme kontak atau regional. Selain itu juga dari berbagai macam proses
metasomatisme yang melibatkan fluida magmatik, metamorfik, meteorik, dan yang
berasal dari laut. Skarn dapat ditemukan di permukaan sampai pluton, di
sepanjang sesar dan shear zone, di sistem geotermal dangkal, pada dasar lantai
samudra maupun pada kerak bagian bawah yang tertutup oleh dataran hasil
metamorfisme burial dalam. Skarn dibagi menjadi endoskarn dan eksoskarn dengan
didasarkan pada jenis kandungan protolit.
Endapan
skarn pertama kali dinyatakan sebagai batuan metamorf hasil kontak antara
batuan sedimen karbonatan dengan intrusi magma oleh ahli petrologi metamorf,
dengan terjadi perubahan kandungan batuan sedimen yang kaya karbonat, besi, dan
magnesium menjadi kaya akan kandungan Si, Al, Fe dan Mg dimana proses yang
bekerja berupa metasomatisme pada intrusi atau di dekat intrusi batuan beku
(Best 1982).
Endapan
skarn terbentuk sebagai efek dari kontak antara larutan hidrothermal yang kaya
silika dengan batuan sedimen yang kaya kalsium. Proses pembentukannya diawali
pada keadaan temperatur 400°C – 650°C dengan mineral-mineral yang terbentuk
berupa mineral calc-silicate seperti diopsid, andradit, dan wollastonit sebagai
mineral-mineral utama pembawa mineral bijih (Einaudi et al. 1981). Tapi
terkadang dijumpai juga pembentukan endapan skarn juga terbentuk pada
temperatur yang lebih rendah, seperti endapan skarn yang kaya akan kandungan
Pb-Zn (Kwak 1986). Pengaruh tekanan yang bekerja selama pembentukan endapan
skarn bervariasi tergantung pada kedalaman formasi batuan.
Klasifikasi Endapan Skarn
1. Berdasarkan batuan yang terubah (tergantikan)/batuan
sedimen
a. Eksoskarn
Eksoskarn adalah endapan skarn yang terbentuk di sekitar intrusi batuan beku, tidak mengalami kontak langsung dengan intrusi.
Eksoskarn adalah endapan skarn yang terbentuk di sekitar intrusi batuan beku, tidak mengalami kontak langsung dengan intrusi.
b. Endoskarn
Endoskarn adalah endapan skarn yang terbentuk pada kontak batuan sedimen dengan intrusi ataupun di dalam batuan beku intrusi itu sendiri sebagai xenolith.
Endoskarn adalah endapan skarn yang terbentuk pada kontak batuan sedimen dengan intrusi ataupun di dalam batuan beku intrusi itu sendiri sebagai xenolith.
2. Berdasarkan
jenis mineralnya
a. Skarn Prograde, Mineral
skarn pada tipe ini terbentuk pada suhu yang tinggi, dan terjadi pada fase
awal. Beberapa jenis mineral pencirinya adalah; garnet, klinopiroksen, biotit,
humit,dan montiselit.
b. Skarn Retrograde
Minineral skarn pada tipe ini terbentuk pada suhu yang rendah. Beberapa contoh mineral pencirinya adalah; serpentin, amfibol, tremolit, epidot, klorit dan kalsit.
Minineral skarn pada tipe ini terbentuk pada suhu yang rendah. Beberapa contoh mineral pencirinya adalah; serpentin, amfibol, tremolit, epidot, klorit dan kalsit.
( Gambar model penampang endapan Skarn )
( Gambar model penampang endapan Skarn )
Daerah – daerah Endapan Skarn
Daerah Ertsberg dan
sekitarnya
Daerah
meneralisasi Ertsberg (Gunung Bijih) menempati lereng selatan Pegunungan
Jayawijaya (Carstensz) yakni daerah yang terangkat paling tinggi dari rangkaian
Pegunungan Tengah Irian Jaya. Puncak tertingginya Carstensz Pyramid mencapai
ketinggian 5.200 meter. Batuan sedimen tertua di daerah ini ialah anggota
teratas kelompok kembelangan, dengan kisaran umur dari Jura sampai Kapur.
Batuannya terutama terdiri dari selang–seling kwarsit dan batupasir, dan
setempat terubah menjadi hornfels karena metamorfosa oleh intrusi.
Anggota
kelompok Kembelangan tersebut tertutup
secara selaras oleh formasi Faumai berumur Eosen, yaitu Formasi Basal dari
kelompok-batugamping Irian Jaya. Formasi ini terutama terdiri dari berbagai
jenis batugamping bioklastik yang mengandung antara lain fosil milidae, algea
dengan ciri khas adanya foraminifera
besar. Sebagaimana ditunjukkan di lapangan, batuan formasi ini peka untuk
metasomatisma terhadap intrusi dioritik yang kemudian dapat termineralisasi.
Formasi basal di atas tertutup secara selaras oleh formasi Ainod berumur
Oligocene dari kelompok batugamping yang sama. Batuannya berupa sikwens tebal
dari batu gamping masif, dan di daerah Ertsberg kontaknya dengan formasi faumai
ditanmdai oleh batupasir dengan ketenbalan sampai satu meter.
Lapisan-lapisan
sedimen di daerah Ertsberg berjurusbarat-laut-tenggara dengan kemiringan sedang
kearah timur laut. Ke arah yang sama, kemiringannya semakin curam dan terdapat
suatu zona dengan sepasang sinklin berjarak rapat dan menghujam akibat kompresi
yang kuat. Sumbu-sumbu sinklinnya hampir sejajar dengan jurus kemiringan
lapisan di atas yang juga menggambarkan arah regional. Di sebelah timur
lautnya, tersingkap dengan jelas suatu sesar naik yang disisi selatannya
menyebabkan patahan normal dan patahan-patahan undak (step fault). Susunan
patahan-patahan tersebut mendasari bagian bubungan dari Pegunungan Tengah Irian
Jaya tersebut sebelumnya, sedangkan di permukaan membentuk lembah lebar
berbentuk huruf “U”. Dimulai dari sesar naik itu, di bagian timur laut daerah
Ertsberg perlipatannya langsung menjadi landai. Beberapa patahan strike-slip
tegak memotong perlipatan-perlipatan tersebut dengan arah timur daya-barat
laut.
Intrusi-intrusi
berukuran relatif kecil terdapat sebagai stock, retas dan sill yang melampar
sepanjang patahan-patahan utama tersebut atau pada perpotongannya. Batuan
intrusif tersebut berkomposisi diorit sampai monzonit, berbutir sedang yang
serba sama sampai porfiritik dengan hornblende, biotit dan piroksin sebagai
mineral mafik. Bijih tembaga dengan kadar yang tinggi terdapat dalam
skarn-xenolitik, skarn-kontak, dan stockwork. Mineral bijih tembaga yang utama
ialah kalkopirit dan bornit, sedang emas terdapat sebagai inklusi di dalamnya.
Di daerah Ertsberg, bentang alam dan endapan glasial merupakan ciri yang khas.
ENDAPAN BIJIH ERTSBERG
Tubuh
bijih Ertsberg terdiri dari skarn magnetit dengan bentuk seperti gigi yang
kearah luar dikelilingi berturut-turut oleh selikat-gamping dan kemudian
diorit. Seluruh skarn magnetite ter-breksi, dengan inklusi berbentuk menyudut dan berukuran
halus sampai beberapa meter yang terdiri dari karn silikat-gamping, batuan
beku, dan kalkopirit masif. Selain itu terdapat banyak rongga dan gua yang
dilapisi oleh kalsit, selikat amorf, dan kalkopirit.
Mineral bijih utamanya ialah kalkopirit dan bornit yang
berasosiasi dengan galena, bismutit, kovelit,digenit, sfalerit, tembaga alami,
perak alami, linnacit, dan tetrahedrit. Umumnya sulfida-sulfida di atas
terdapat sebagai hamburan (replacement) foraminifera besar dan bidang
perlapisan, blok sampai berdiameter 3 meter, dan pengisian rongga. Emas
berbutir halus terdapat sepanjang batas bornit dengan kwarsa atau kalsit.
Ciri-ciri
khas dalam skala kecil dan besar menunjukkan bahwa skarn magnetit Ertsberg
adalah pengganti dari skarn silikat-gamping yang terbentuk sebelumnya, dan
batuan intrusif. Keseluruhan bentuk dan ukuran skarn silikat-gamping dan skarn
magnetit mencerminkan suatu potongan besar dari metasoma batugamping
foraminifera besar dolomitan yang tertelan (stoped) oleh intrusi dioritik.
Cadangan geologi endapan bijih Ertsberg lebih dari 35 juta ton, dengan kadar Cu
lebih besar dari 2,0%. Produksi dengan metoda tambang terbuka dimulai tahun
1972, dan dewasa ini tambang sudah ditutup, dengan meninggalkan sedikit sisa
cadangan bagian bawah, yang kemudian hari akan ditambang dengan metoda
bawah-tanah. Mineralisasi tembaga dalam
wilayah kontrak karya FIC selain di Ertsberg atau Gunung Bijih (GB), terdapat pula
di daerah sekitarnya, yaitu di Ertsberg East atau Gunung Bijih Timur (GBT), Dom
dan Grassberg.
ENDAPAN BIJIH ERTSBERG TIMUR
Sekitar 1,5 km sebelah timur endapan skarn senolitik Ertsberg, terdapat deposit skarn sentuh Ertsberg Timur. Endapan ini terbentuk di antara batugamping kelompok Irian Jaya terutama dari formasi Faumai dan intrusi dioritik Ertsberg Timur. Menurut keperluan penambangan, kompleks Ertsberg Timur dibagi dari permukaan ke bawah menjadi zona-zona bijih atas (Gunung Bijih Timur, GBT), tengah (intermediate ore zone, IOZ), dan dalam (deep ore zone, DOZ).
Mineral tembaga yang utama ialah bornit dan
sedikit kalkopirit, dengan mineral ikutannya idait, kalkosit, kovelit, galena,
pirit, sfalerit, pirargit, dan markasit. Emas terdapat sebagai inklusi dalam
sulfida tembaga, kalsit dan serpentin. Di GBT, sulfida tembaga terdapat sebagai
sebaran dalam antar – ruang mineral silika-gamping, isian dalam retakan dan
rongga, dan urat. Bentuk mineralisasi tembaga itu lebih intensif lagi sepanjang
breksi patahan sentuh dengan batugamping yang termarmerkan.
Di
DOZ dan sebagian IOZ, zona bijih utamanya ialah sepanjang breksi patahan sentuh
tersebut yang telah digantikan oleh skarn magnetit. Mineral tembaganya terdapat
sebagai sebaran dalam antar-ruang mineral magnetit, dan urat yang seringkali
hampir murni/masif. Keseluruhan cadangan Ertsberg Timur berjumlah lebih dari
100 juta ton dengan kadar tembaga lebih dari 2,0%.
ENDAPAN
BIJIH DOM
Dom ialah endapan skarn sentuh
lainnya, tapi mineralogi bijihnya mempunyai banyak persamaan dengan endapan
Ertsberg. Pada bidang datar, bentuk tubuh bijihnya seperti segitiga yang di
bagian tengahnya diterobos oleh diorit tanpa mineralisasi.Seperti pada kedua
endapan yang dibahas terdahulu. Kompleks Dom juga sedikit banyak mengalami breksiasi.
Mineral tembaga yang utama ialah kalkopirit dengan digenit dan
konvelitsebagai ubahan tepi (alteration rim). Mineral tembaga oksidanya
termasuk malakhit, limonit pitch, dan delafosit/fenorit
|
Dalam
skarn garnet, mineral tembaganya terdapat sebagai sebaran, isian retakan dan
rongga, dan bagian tepi dari garnet yang terbentuk kemudian. Dalam skarn
magnetit yang menggantikan breksi patahan sentuh dan skarn silikat-gamping,
terdapat sebagai isian retakan dan rongga sebaran, dan penggantian foraminifera
besar dan bidang perlapisan . Elektrum dan jejak (trace) emas murni hanya
terdapat dalam jumlah kecil sebagai inklusi dalam sulfida tembaga. Suatu Zona
yang teroksidasi supergen terdapat di bagian atas dan juga terbentuk lapisan
tipis ke bawah yang mengikuti struktur. Cadangan endapan bijih Dom berjumlah 31
juta ton dengan kadar rata-rata 1,5% tembaga dan 0,4 gram/ton perak.
Endapan Cu-Au porfiri Grasberg
terbatas dalam zona silikasi berbentuk stockwork di dalam diorit Grasberg
yang sebelumnya telah mengalami ubahan potasik. Tubuih bijih tersebut hanya
sekitar 10% dari keseluruhan luas permukaan diorit Grasberg, dan terletak
sedikit diluar pusatnya.Bentuknya seperti silinder yang mencapai kedalaman
sekitnya 800 meter dari permukaan, dan bentuk datarnya menyerupai tapal kuda
|
Diorit Grasberg menerobos batugamping
formasi Ainod dan Faumai yang terlipat kuat. Beberapa intrusi kecil kemudian
yang terbentuk seperti penyumbat (plug) tampaknya serupa dengan diorit
grassberg, tapi tidak sama betul dalam komposisi mineral dan ubahannya. Sikuen
ubahan hidrotermal pada kompleks diorit Grasberg, merupakan ciri khas untuk
endapan tembaga yang kaya dengan emas, yaitu silisifikasi, potasik, propilitik,
dan deuterik. Mineral sulfida termasuk pirit, kalkopirit, bornit, digenit, dan
kovelit. Kalkopirit terdapat terutama sebagai isian retakan dan urat yang
kadang-kadang hampir murni dalam stockwork kwarsa. Ditempat yang lebih dalam
digenit dan kovelit terdapat sebagai ubahan bagian tepi disekeliling
kalkopirit. Berdasarkan hasil perhitungan cadangannya berjumlah 485 juta ton
dengan kadar rata-rata 1,59% tembaga 1,78% gram/ton emas, dan 4,49 gram/ton
perak.
Ore Body Reguller dan Ireguller
Bijih adalah sejenis batu
yang mengandung mineral penting, baik itu logam
maupun bukan logam. Bijih diekstraksi melalui penambangan, kemudian hasilnya dimurnikan lagi untuk mendapatkan
unsur-unsur yang bernilai ekonomis. Kandungan atau kadar mineral, atau logam, juga bentuk
keujudannya, secara langsung akan memengaruhi ongkos pertambangan bijih. Ongkos
ekstraksi harus diberi pembobotan untuk dibandingkan dengan nilai ekonomis
logam yang terkandung untuk menentukan bijih yang mana yang lebih menguntungkan
dan bijih yang mana yang kurang atau tidak menguntungkan. Bijih logam secara
umum merupakan persenyawaan oksida, sulfida, silikat, atau logam
"murni" (misalnya tembaga murni yang
biasanya tidak terkumpul di dalam kerak Bumi atau logam "mulia"
(biasanya tidak berbentuk persenyawaan) seperti emas.
Bijih harus diolah untuk mengekstraksi logam-logam dari "batuan
sampah" dan dari mineral bijih. Tubuh bijih dibentuk oleh berbagai macam
proses geologis. Di dalam bahasa Inggris, proses "pembentukan
bijih" disebut sebagai ore genesis. Beberapa endapan bahan galian
dijumpai tersusun dan terdapat pada tubuh batuan beku, sedimen ataupun batuan
metamorf. Bahan galian industri umumnya dijumpai seperti demikian, misalnya
bahan galian batugamping (limestone).Bahan galian lainnya, misalnya
beberapa tubuh bijih besi merupakan bagian dari suatu sekuen stratigrafi yang
terbentuk pada bersamaan dengan proses sedimentasi, yang kemudian dikenal
dengan istilah endapan syngenetic. Adapula bahan galian yang berbentuk
seperti tubuh batuan beku yang berbentuk dykes, yang memotong batuan
sekitarnya dan terbentuk setelah batuan induknya yang dikenal dengan istilan
endapan epigenetic.
Bentuk dan morfologi badan bijih
Secara
umum parameter dimensional dari suatu badan bijih yaitu ukuran, bentuk (pola)
sebaran dan keberadaannya merupakan akibat dari variasi dan distribusi kadar
mineral bijih. Bentuk sebaran suatu badan bijih akan mempengaruhi teknik
penambangan yang akan digunakan untuk menambangnya. Bahan galian yang tersebar
luas dan berkadar rendah (low grade) yang terdapat pada permukaan bumi
dapat ditambang dengan metoda tambang terbuka, sementara endapan bahan galian
yang berbentuk urat (vein-veinlets) dengan kadar yang relatif lebih
tinggi (high grade) dapat ditambang dengan metode tambang bawah tanah.
Dalam hal bentuk (pola) sebaran, endapan bahan galian dengan badan bijih yang
teratur (terkumpul) akan lebih mudah ditambang daripada endapan bahan galian
dengan badan bijih yang mempunyai bentuk (pola) yang tersebar (disseminated).
Bentuk-bentuk badan bijih
Berdasarkan
bentuk (morfologi) badan bijih dan pola sebaran mineral bijihnya jika
dihubungkan dengan batuan sekitarnya (batuansamping/induk), tubuh endapan bijih
dapat dikelompokkan atas 2, yaitu: badan bijih berbentuk discordant dan
badan bijih yang berbentuk concordant. Discordant yaitu jika bada
bijih memotong perlapisan batuan sekitarnya. Sedangkan concordant yaitu
jika badan bijih membentuk pola yang tidak memotong perlapisan batuan
sekitarnya.
Badan bijih diskordan (discordant ore bodies)
Badan
bijih diskordan dapat dijumpai mempunyai bentuk yang beraturan (regular
shapes) maupun dengan bentuk yang tidak beraturan (irregular shapes).
Badan bijih yang bentuknya beraturan dapat dibedakan atas:
Badan bijih yang berbentuk tabular (Gambar 2.2 dan 2.3), dengan ciri
antara lain:
· badan bijih
dengan pola penyebaran yang menerus dalam arah 2D (panjang dan lebar), tetapi
terbatas dalam arah 3D (tipis),
· berbentuk
urat (vein-fissure veins- Gambar 2.4) dan lodes,
· urat-urat
umumnya terbentuk di zona rekahan sehingga menunjukkan bentuk yang teratur
dalam orientasinya (Gambar 2.5),
· mineralisasi
pada umumnya berupa asosiasi dari beberapa kombinasi mineral bijih dan pengotor
(gangue) dengan komposisi yang sangat bervariasi, dan
· batas dari
penyebaran urat ini umumnya jelas, yaitu langsung dibatasi dengan dinding urat.
( Gambar
2.2. Badan bijih yang berbentuk tabular berupa veinyang mengalami sesar normal.)
( Gambar 2.3
Contoh badan bijih yang berbentuk tabular berupa vein dan veinlets.)
( Gambar
2.4. Pembentukan vein.)
badan bijih yang berbentuk tubular (Gambar 2.6), dengan ciri antara lain:
· badan bijih
dengan pola penyebaran relatif pendek (terbatas) dalam arah 2D namun relatif
dalam kearah 3D (arah vertikal),
· jika
penyebaran badan bijih ini relatif vertikal-sub vertikal biasanya disebut
sebagai pipes atau chimneys, jika penyebarannya horizontal atau
subhorisontal disebut mantos.
Salah
satu contoh badan bijih yang berbentuk tubular adalah badan bijih yang
ditemukan di timur Asutralia, sepanjang 2400 km, memanjang dari Queensland
sampai New South Wales, yang terdiri dari ratusan pipa di dalam dan dekat
dengan intrusi granit. Sebagian besar terisi mineralisasi kuarsa dan beberapa
diantaranya termineralisasi dengan bismuth, molybdenum, tungstehn dan tin (Gambar
2.7). Badan bijih berbetnuk mantos dan pipes dapat dijumpai
memiliki percabangan (Gambar 2.8). Mantos dan pipes umumnya dijumpai
berasosiasi, pipes umumnya bertindak sebagai sumber (feeders) terhadap
mantos. Terkadang mantos saling berhubungan diantara lapisan batuan dengan
perantaraan pipes, namun ada pula yang dijumpai sebagai percabangan dari pipes,
contohnya pada Providencia Mine di Mexico dijumpai sebuah badan bijih berbentuk
pipa jauh di kedalaman sebagai sumber dari duapuluh mantos yang dekat
dengan permukaan.Pada beberapa tubuh bijih yang berbentuk tubular terbentuk
oleh aliran larutan mineralisasi secara subhorisontal sehingga tubuh bijih
dapat dijumpai diskontinyu membentuk tubuh bijih yang berbentuk pod
Badan bijih bentuknya tidak beraturan (irregular shapes)
dibedakan atas:
- Badan bijih disseminated:
- Badan bijih dengan pola penyebaran mineral bijih yang tersebar di dalam host rock (Gambar 2.10).
- Mineral-mineral bijih tersebut tersebar merata di dalama host rock berupa (dalam bentuk) veinlets yang saling berpotongan menyeruapai jarring-jaring yang saling berkaitan membentuk sistem veinlets yang sering disebut stockwork.
- Stockwork ( Gambar 2.11) dijumpai dalam bentuk tubuh endapan yang besar pada lingkungan intrusi batuan beku asam sampai intermedit, akan tetapi stockwork juga dapat dijumpai memotong kontak country rocks dan beberapa dijumpai sebagian atau seluruhnya berada pada country rocks.
2. Badan bijih irregular replacement (Gambar 2.12)
- Merupakan badan bijih yang terbentuk melalui pergantian unsur-unsur yang sudah ada sebelumnya.
- Proses replacement ini umumnya terjadi pada temperatur rendah sampai sedang (<400oC), contohnya endapan magnesit pada carbonate-rich sediments.
- Proses replacement lainnya dapat juga terjadi pada suhu tinggi pada kontak intrusi batuan beku yang membentuk endapan skarn. Tubuh endapannya dicirikan dengan pembentukan mineral-mineral calc-silicate seperti diopside, wollastonite, andradite, garnet dan actinolite. Endapan bahan galian ini umumnya berbentuk sangat tidak beraturan (Gambar 2.12).
- Disebut juga endapan metasomatisme kontak (pirometasomatik).
Badan bijih konkordan (concordant ore bodies)
Badan
bijih konkordan umumnya terbentuk pada batuan induk (host rock) sebagai
endapan hasil proses pelapukan. Endapan-endapan yang mempunyai badan bijih
berbentuk konkordan ini dikelompokkan sesuai dengan jenis batuan induknya:
- Sedimentary host rock:
· Merupakan
endapan dengan batuan induk adalah batuan sedimen (Gambar 2.13).
· Endapan-endapan
bijih yang tekonsentrasi dalam batuan sedimen cukup penting, terutama
endapan-endapan logam dasar dan besi.
· Di dalam
batuan sedimen, mineral-mineral bijih terbentuk (terkonsentrasi) sebagai suatu
bagian yang integral dari urutan stratigrafi, yang dapat terbentuk secara epigenetic
filling atau replacement pada rongga-rongga (pori-pori).
· Tubuh
endapan umumnya menunjukkan perkembangan kearah 2D dan kurang berkembang kearah
tegak lurusnya (Gambar 2.14 dan 2.15).
· Endapan-endapan
seperti ini pada umumnya tersebar sejajar pada batuan induknya dengan bidang
perlapisan batuan sekitarnya.
( Gambar
2.13. Bentuk endapan konkordan pada batuan sedimen )
Diagram Himpunan mineral Alterasi dalam
Sistem Hidrotermal
Corbett
dan Leach (1996) mengemukakan komposisi batuan samping berperan mengkontrol
mineralogi alterasi. Mineralogi skarn terbentuk di dalam batuan karbonatan.
Fase adularia K-feldspar dipengaruhi oleh batuan kaya potasium. Paragonit
(Na-mika) terbentuk pada proses alterasi yang mengenai batuan berkomposisi
albit. Muskovit terbentuk di dalam alterasi batuan potasik.
Sistem
pembentukan mineralisasi di lingkaran Pasifik secara umum terdiri dari endapan
mineral tipe porfiri, mesotermal sampai epitermal (Corbett dan Leach, 1996).
Tipe porfiri terbentuk pada kedalaman lebih besar dari 1 km dan batuan induk
berupa batuan intrusi. Sillitoe, 1993a (dalam Corbett dan Leach, 1996)
mengemukakan bahwa endapan porfiri mempunyai diameter 1 sampai > 2 km dan
bentuknya silinder.
Tipe
mesotermal terbentuk pada temperatur dan tekanan menengah, dan bertemperatur
> 300oC (Lindgren, 1922 dalam Corbett dan Leach, 1996). Kandungan
sulfida bijih terdiri dari kalkopirit, spalerit, galena, tertahidrit, bornit,
dan kalkosit. Mineral penyerta terdiri dari kuarsa, karbonat (kalsit, siderit,
rodokrosit), dan pirit. Mineral alterasi terdiri dari serisit, kuarsa, kalsit,
dolomit, pirit, ortoklas, dan lempung.
Tipe
epitermal terbentuk di lingkungan dangkal dengan temperatur < 300oC,
dan fluida hidrotermal diinterpretasikan bersumber dari fluida meteorik.
Endapan tipe ini merupakan kelanjutan dari sistem hidrotermal tipe
porfiri, dan terbentuk pada busur magmatik bagian dalam di lingkungan gunungapi
kalk-alkali atau batuan dasar sedimen (Heyba et al., 1985 dalam Corbett dan
Leach, 1996). Sistem ini umumnya mempunyai variasi endapan sulfida rendah dan
sulfida tinggi (gambar 4). Mineral bijih terdiri dari timonidsulfat,
arsenidsulfat, emas dan perak, stibnite, argentit, cinabar, elektrum, emas
murni, perak murni, selenid, dan mengandung sedikit galena, spalerit, dan
galena. Mineral penyerta terdiri dari kuarsa, ametis, adularia, kalsit,
rodokrosit, barit, flourit, dan hematit. Mineral alterasi terdiri dari klorit,
serisit, alunit, zeolit, adularia, silika, pirit, dan kalsit.
Beberapa faktor yang dapat
mempengaruhi terbentuknya mineral alterasi dan mineral bijih dalam suatu sistem
hidrotermal (Corbett dan Leach, 1988), adalah :
1. Komposisi
kimia dan konsentrasi larutan hidrotermal
Komposisi kimia dan konsentrasi larutan
panas yang bergerak, bereaksi dan berdifusi mempunyai pH antara 4-8, mengandung
banyak ikatan klorida dan sulfida konsentrasinya encer sehingga memudahkan
untuk bergerak.
2. Sifat dan
komposisi batuan samping (host rock)
Komposisi batuan samping sangat
berpengaruh terhadap penerimaan bahan larutan hidrotermal sehingga memungkinkan
terjadinya alterasi mineral. Batuan yang reaktif adalah batuan yang mengandung
karbonat seperti batugamping dan dolomite yang umumnya menghasilkan cebakan Tembaga
(Cu), Seng (Zn), Timbal (Pb), dan Mangan (Mn).
3. Struktur
lokal batuan samping
Struktur lokal batuan samping terutama
struktur rekahan-rekahan atau celah-celah dan mengakibatkan larutan hidrotermal
mudah bergerak, bereaksi dan berdifusi dengan batuan dinding.
Rekahan pada batuan samping dapat dibagi menjadi dua macam, yaitu :
A. Rekahan asli:
a. Pore space, yaitu
pori-pori antar mineral
b. Crystal lattice, yaitu kisi-kisi
antar mineral
c. Vesicles atau blow holes, yaitu
lubang-lubang bekas keluarnya gas pada saat lava membeku.
d. Cooling cracks, yaitu rekah
kerut akibat kontraksi lava sewaktu membeku
e. Igneous breccia cavities, yaitu
celah-celah seperti pada breksi vulkanik, breksi terobosan, dan fragmen batuan
beku.
B. Rekahan akibat gerakan :
a. Fissure, yaitu rekahan akibat patahan
b. Shear zone cavities, yaitu rekahan
yang berkumpul pada suatu tempat akibat patahan kecil
c. Rekahan akibat pengangkatan dan
perlipatan
d. Volcanics pipes, yaitu
lubang-lubang akibat letusan gunungapi
e. Tectonic breccias, yaitu rekahan-rekahan
pada breksi akibat tektonik yang terjadi
f. Collapse breccia, yaitu rekahan
pada breksi akibat kolaps atau roboh
g. Solution caves, yaitu celah-celah
akibat pelarutan
h. Rock alteration opening, yaitu
pori-pori akibat alterasi
4. Banyaknya mineral yang
mudah terubah
Banyaknya mineral-mineral yang mudah
terubah ditentukan oleh derajat ketahanan mineral-mineral terhadap alterasi.
Adapun mineral yang mudah terubah adalah mineral silikat-ferromagnesian yang
berwarna gelap seperti olivine, piroksen, dan hornblende yang terubah menjadi
klorit, epidot, dan leucoxene (alterasi ilmenit). Mineral-mineral plagioklas
terutama terubah menjadi serisit, epidot, albit, klino-zoisit, klorit, dan
mineral lempung.
5.
Temperatur dan tekanan
Temperatur dan tekanan berpengaruh
terhadap kemampuan larutan hidrotennal untuk bergerak, bereaksi dan berdifusi,
melarutkan serta membawa bahan-bahan yang akan bereaksi dengan batuan samping.
Adapun temperatur proses alterasi hidrotermal berkisar antara 78°C sampai
573°C, yaitu dibawah titik inversi mineral kuarsa.
( Gambar 3: Model mineralisasi emas-perak lingkaran Pasifik )
( Gambar 4: Model fluida sulfida tinggi dan rendah (Corbett dan Leach,
1996) )
Morrison, 1997, mengemukakan beberapa asosiasi mineral petunjuk sistem
hipogen dalam proses magmatik yang berhubungan dengan mineralisasi epigenetik
sebagai berikut:
Tabel 1: Asosiasi mineral petunjuk sistem hipogen dalam proses magmatik
yang
berhubungan dengan mineralisasi epigenetik (Morrison, 1997).
Zonasi
alterasi dapat mempunyai bentuk geometri yang berbeda-beda, mulai dari bentuk
konsentris, linier, sampai tidak teratur dan komplek. Zonasi alterasi endapan
Porfiri Cu mempunyai bentuk konsentris. Bagian inti/tengah terdiri dari
alterasi potasik, berkomposisi potasium feldspar dan biotit. Bagian tengah
merupakan zonasi alterasi philik tersusun oleh kuarsa-serisit-pirit. Bagian
paling luar mempuyai alterasi propilitik, mineraloginya tersusun oleh
kuarsa-klorit-karbonat, dan setempat-setempat terdapat epidot, albit atau
adularia. Endapan epitermal berbentuk urat/vein yang berasosiasi dengan
struktur mayor mempunyai pola linier dan paralel dengan arah struktur.
Urut-urutan zonasi alterasi dari temperatur tinggi ke temperatur rendah adalah
argilik sempurna, serisit, argilik, dan propilitik.
Mineralisasi/alterasi
endapan urat yang berasosiasi dengan endapan logam dasar dicirikan oleh zonasi
pembentukan mineral dari temperatur tinggi sampai rendah. Urat/vein di daerah
proksimal kaya kandungan tembaga dan rasio logam dibanding sulfur tinggi.
Daerah ini dicirikan oleh hadirnya alterasi argillik sempurna di bagian dalam
dan ke arah luar berubah menjadi alterasi serisitik. Daerah distal kaya kandungan
timbal dan zeng, dan terdiri dari mineral sulfida dengan rasio logam dibanding
sulfur rendah. Alterasi yang berkembang di daerah ini berupa alterasi
propilitik, semakin ke arah jauh dari urat tersusun oleh batuan tidak
teralterasi (Panteleyev, 1994; Corbett, 2002).
Tabel 2: Dominasi komposisi mineralisasi/alterasi pada temperatur tinggi
dan rendah
(disederhanakan dari Corbett, 2002)
TEMPERATUR TINGGI
|
TEMPERATUR RENDAH
|
Kalkopirit
|
Galena, spalerit
|
Kuarsa kristalin (comb stucture)
|
Kalsedon-opal
|
Kuarsa butir kasar
|
Kuarsa butir halus
|
Serisit
|
Smektit-illit
|
Philik
|
Propilitik
|
GuilbertdanPark,
1986, mengemukakan model hubungan antara mineralisasi dan alterasi dalam sistem
epitermal (gambar 6). Beberapa asosiasi mineral bijih maupun mineral skunder
erat hubungannya dengan besar temperatur larutan hidrotermal pada waktu
mineralisasi. Mineral bijih galena, sfalerit dan kalkopirit terbentuk pada
horison logam dasar bagian bawah dengan temperatur ≥ 350oC. Pada
horison ini alterasi bertipe argilik sempurna dan terbentuk mineral alterasi
temperatur tinggi seperti adularia, albit dan feldspar. Fluida hidrotermal di
horison logam dasar (bagian tengah) bertemperatur antara 200o- 400oC.
Mineral bijih terdiri dari argentit, elektrum, pirargirit dan proustit. Mineral
ubahan terdiri dari serisit, adularia, ametis, sedikit mengandung albit.
Horison bagian atas terbentuk pada temperatur < 200oC. Mineral
bijih terdiri dari emas di dalam pirit, Ag-garamsulfo dan pirit. Mineral ubahan
berupa zeolit, kalsit, agat.
( Gambar 6: Alterasi hubungannya dengan mineralisasi dalam tipe endapan
epitermal logam dasar
(Guilbert dan Park, 1986) )
Berdasarkan
pada kisaran temperatur dan pH, komposisi alterasi pada sistem emas-tembaga
hidrotermal di lingkaran Pasifik dapat dikelompokan menjadi 6 tipe
alterasi (Corbett dan Leach, 1996), yaitu:
a.
Argilik sempurna (silika pH rendah,
alunit, dan group mineral alunit-kaolinit.
b.
Argilik tersusun oleh anggota kaolin (halosit,
kaolin, dikit) dan illit (smektit, selang-seling illlit-smektit, illit) dan
group mineral transisi (klorit-illit).
c.
Philik tersusun oleh anggota kaolin
(piropilit-andalusit) dan illit (serisit-mika putih) berasosiasi dengan mineral
pada temperatur tinggi seperti serisit-mika-klorit.
d.
Subpropilitik tersusun oleh
klorit-zeolit yang terbentuk pada temperatur rendah dan propilitik tersusun
oleh klorit-epidot-aktinolit terbentuk pada temperatur rendah.
e.
Potasik tersusun oleh
biotit-K-feldspar-aktinolit+klinopiroksen.
f.
Skarn tersusun oleh mineral
kalk-silikat (Ca-garnet, klinopiroksen, tremolit).
( Gambar 7: Mineralogi alterasi di dalam sistem hidrotermal
(Corbett dan Leach, 1996) )
1 komentar:
gila gila punya blog sendiri
Posting Komentar