Oleh
:
Kukuh Tri
Atmanto
03121002098
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS
SRIWIJAYA
2012
BAB I
PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang
Bumi tertutupi oleh daratan dan
lautan, dimana bagian lautan lebih besar daripada bagian daratan. Akan tetapi
daratan adalah bagian dari kulit bumi yang dapat diamati langsung dengan dekat,
maka banyak hal-hal yang dapat diketahui secara cepat dan jelas. Salah satu
diantaranya adalah kenyataan bahwa daratan tersusun oleh jenis batuan yang
berbeda satu sama lain dan berbeda-beda materi penyusun serta berbeda pula
dalam proses terbentuknya.
Petrology yaitu ilmu yang khusus
membahas tentang batuan. Batuan beku sebenarnya telah banyak dipergunakan orang
dalam kehidupan sehari-hari hanya saja kebanyakan orang hanya mengetahui
cara mempergunakannya saja, dan sedikit yang mengetahui asal kejadian dan
seluk-beluk mengenai batuan beku ini. Secara sederhana batuan beku adalah
batuan yang terbentuk dari pembekuan magma.
I.2. Rumusan Masalah
1.
Apakah yang dimaksud dengan batuan beku?
2.
Bagaimana batuan beku terbentuk?
3.
Apa saja pembagian genetik batuan beku?
4.
Bagaimana struktur batuan beku?
5.
Bagaimana determinasi batuan beku?
I.3. Tujuan Penulisan
1. Menjelaskan apa itu batuan beku
2. Menjelaskan bagaimana proses terbentuknya batuan beku
3. Menjelaskan pembagian batuan beku berdasarkan genetiknya
4. Menjelaskan struktur batuan beku
5. Menjelaskan determinasi batuan beku
I.4. Metodelogi Penulisan
Metode penulisan yang digunakan oleh
penulis adalah dengan studi pustaka dan
juga mencari data melalui media internet.
BAB II
ISI
II.1.Pengertian
Batuan Beku Batuan beku atau sering disebut igneous
rocks adalah batuan yang terbentuk dari satu atau beberapa mineral dan terbentuk akibat
pembekuan dari magma. Berdasarkan teksturnya batuan beku ini bisa dibedakan
lagi menjadi batuan beku plutonik dan vulkanik. Perbedaan antara keduanya bisa
dilihat dari besar mineral penyusun batuannya. Batuan beku plutonik umumnya
terbentuk dari pembekuan magma yang relatif lebih lambat sehingga
mineral-mineral penyusunnya relatif besar. Contoh batuan beku plutonik ini
seperti gabro, diorite, dan granit (yang sering dijadikan hiasan rumah).
Sedangkan batuan beku vulkanik umumnya terbentuk dari pembekuan magma yang
sangat cepat (misalnya akibat letusan gunung api) sehingga mineral penyusunnya
lebih kecil. Contohnya adalah basalt, andesit (yang sering dijadikan pondasi
rumah), dan dacite.
II.2.
Klasifikasi Batuan Beku Berdasarkan Tempat Terjadinya Magma dapat
mendingin dan membeku di bawah atau di atas permukaan bumi. Bila membeku di
bawah permukaan bumi, terbentuklah batuan yang dinamakan batuan beku dalam atau
disebut juga batuan beku intrusive (sering juga dikatakan sebagai batuan beku
plutonik). Sedangkan, bila magma dapat mencapai permukaan bumi kemudian
membeku, terbentuklah batuan beku luar atau batuan beku ekstrusif. Penggolongan ini berdasarkan genesa atau tempat terjadinya
dari batuan beku, pembagian batuan beku ini merupakan pembagian awal sebelum
dilakukan penggolongan batuan lebih lanjut. Pembagian genetik batuan beku
adalah sebagai berikut :
a. Batuan Beku Dalam ( Beku Intrusif )
Magma yang
membeku di bawah permukaan bumi, pendinginannya sangat lambat (dapat mencapai
jutaan tahun), memungkinkan tumbuhnya kristal-kristal yang besar dan sempurna
bentuknya, menjadi tubuh batuan beku intrusive. Tubuh batuan beku dalam
mempunyai bentuk dan ukuran yang beragam, tergantung pada kondisi magma dan batuan
di sekitarnya. Magma dapat menyusup pada batuan di sekitarnya atau menerobos
melalui rekahan-rekahan pada batuan di sekelilingnya. Batuan beku intrusif selanjutnya
dapat dibagi lagi menjadi batuan beku intrusi dalam dan batuan beku intrusi
permukaan. berdasarkan kedudukannya terhadap perlapisan batuan yang
diterobosnya, struktur tubuh
batuan beku intrusif terbagi menjadi dua yaitu konkordan dan diskordan.
Struktur tubuh batuan beku yang
memotong lapisan batuan di sekitarnya disebut diskordan. yaitu:
1.
Batholit, merupakan tubuh batuan beku dalam
yang paling besar dimensinya. Bentuknya tidak beraturan, memotong
lapisan-lapisan batuan yang diterobosnya. Kebanyakan batolit merupakan kumpulan
massa dari sejumlah tubuh-tubuh intrusi yang berkomposisi agak berbeda.
Perbedaan ini mencerminkan bervariasinya magma pembentuk batholit. Beberapa
batholit mencapai lebih dari 1000 km panjangnya dan 250 km lebarnya. Dari
penelitian geofisika dan penelitian singkapan di lapangan didapatkan bahwa
tebal batholit antara 20-30 km. Batholite tidak terbentuk oleh magma yang
menyusup dalam rekahan, karena tidak ada rekahan yang sebesar dimensi batolit.
Karena besarnya, batholit dapat mendorong batuan yang di1atasnya. Meskipun
batuan yang diterobos dapat tertekan ke atas oleh magma yang bergerak ke atas
secara perlahan, tentunya ada proses lain yang bekerja. Magma yang naik
melepaskan fragmen-fragmen batuan yang menutupinya. Proses ini dinamakan
stopping. Blok-blok hasil stopping lebih padat dibandingkna magma yang naik,
sehingga mengendap. Saat mengendap fragmen-fragmen ini bereaksi dan sebagian
terlarut dalam magma. Tidak semua magma terlarut dan mengendap di dasar dapur
magma. Setiap frgamen batuan yang berada dalam tubuh magma yang sudah membeku
dinamakan Xenolith.
2.
Stock, seperti batolit, bentuknya tidak
beraturan dan dimensinya lebih kecil dibandingkan dengan batholit, tidak lebih
dari 10 km. Stock merupakan penyerta suatu tubuh batholit atau bagian atas
batholit.
3.
Dyke, disebut juga gang, merupakan salah
satu badan intrusi yang dibandingkan dengan batholit, berdimensi kecil.
Bentuknya tabular, sebagai lembaran yang kedua sisinya sejajar, memotong
struktur (perlapisan) batuan yang diterobosnya.
4.
Jenjang Volkanik, adalah pipa gunung api di bawah
kawah yang mengalirkan magma ke kepundan. Kemudian setelah batuan yang menutupi
di sekitarnya tererosi, maka batuan beku yang bentuknya kurang lebih silindris
dan menonjol dari topografi disekitarnya.
Bentuk-bentuk yang sejajar dengan
struktur batuan di sekitarnya disebut konkordan diantaranya adalah sill, lakolit dan lopolit.
a. Sill, adalah intrusi batuan beku yang
konkordan atau sejajar terhadap perlapisan batuan yang diterobosnya. Berbentuk
tabular dan sisi-sisinya sejajar.
b. Lakolit, sejenis dengan sill. Yang membedakan adalah bentuk bagian
atasnya, batuan yang diterobosnya melengkung atau cembung ke atas, membentuk
kubah landai. Sedangkan, bagian bawahnya mirip dengan Sill. Akibat
proses-proses geologi, baik oleh gaya endogen, maupun gaya eksogen, batuan beku
dapt tersingka di permukaan.
c. Lopolit, bentuknya mirip dengan lakolit
hanya saja bagian atas dan bawahnya cekung ke atas.
a.
Batuan Beku Luar ( Beku Ekstrusif )
Magma yang
mencapai permukaan bumi, keluar melalui rekahan atau lubang kepundan gunung api
sebagai erupsi, mendingin dengan cepat dan membeku menjadi batuan ekstrusif.
Keluarnya magma di permukaan bumi melalui rekahan disebut sebagai fissure
eruption. Pada umumnya magma basaltis yang viskositasnya rendah dapat mengalir di sekitar rekahannya, menjadi hamparan lava
basalt yang disebut plateau basalt. Erupsi yang keluar melalui lubang kepundan
gunung api dinamakan erupsi sentral. Magma dapat mengalir melaui lereng,
sebagai aliran lava atau ikut tersembur ke atas bersama gas-gas sebagai
piroklastik. Lava terdapat dalam berbagai bentuk dan jenis tergantung apda
komposisi magmanya dan tempat terbentuknya.Apabila magma membeku di bawah
permukaan air terbentuklah lava bantal (pillow lava), dinamakan demikian karena
pembentukannya di bawah tekanan air.Dalam klasifikasi batuan beku batuan beku
luar terklasifikasi ke dalam kelompok batuan beku afanitik.
Batuan beku ekstrusif adalah batuan
beku yang proses pembekuannya berlangsung dipermukaan bumi. Batuan beku
ekstrusif ini yaitu lava yang memiliki berbagai struktur yang memberi petunjuk
mengenai proses yang terjadi pada saat pembekuan lava tersebut. Struktur ini
diantaranya:
a.
Sheeting joint, yaitu struktur batuan
beku yang terlihat sebagai lapisan
b.
Columnar joint, yaitu struktur yang
memperlihatkan batuan terpisah poligonal seperti batang pensil.
c.
Pillow lava, yaitu struktur yang
menyerupai bantal yang bergumpal-gumpal. Hal ini diakibatkan proses pembekuan
terjadi pada lingkungan air.
d.
Vesikular,
yaitu struktur yang memperlihatkan lubang-lubang pada batuan beku. Lubang ini
terbentuk akibat pelepasan gas pada saat pembekuan.
e.
Amigdaloidal, yaitu struktur vesikular yang
kemudian terisi oleh mineral lain seperti kalsit, kuarsa atau zeolit
f.
Struktur aliran, yaitu struktur yang
memperlihatkan adanya kesejajaran mineral pada arah tertentu akibat aliran.
II.3.
Klasifikasi Batuan Beku Berdasarkan Mineralogi
Analisis
batuan beku pada umumnya memakan waktu, maka sebagian besar batuan beku
didasarkan atas susunan mineral dari batuan itu. Mineral-mineral yang biasanya
dipergunakan adalah mineral kuarsa, plagioklas, potassium feldspar dan foid
untuk mineral felsik. Sedangkan untuk mafik mineral biasanya mineral amphibol,
piroksen dan olovin. Klasifikasi yang didasarkan atas mineralogi dan tekstur akan
dapat mencrminkan sejarah pembentukan batuan dari pada atas dasar kimia.
Tekstur batuan beku menggambarkan keadaan yang mempengaruhi pembentukan batuan
itu sendiri. Seperti tekstur granular member arti akan keadaan yang serba sama,
sedangkan tekstur porfiritik memberikan arti bahwa terjadi dua generasi
pembentukan mineral. Dan tekstur afanitik menggambarkan pembekuan yang cepat.
Dalam klasifikasi batuan beku yang dibuat oleh Russel B. Travis, tekstur batuan beku yang didasarkan pada ukuran butir mineralnya dapat dibagi menjadi :
Dalam klasifikasi batuan beku yang dibuat oleh Russel B. Travis, tekstur batuan beku yang didasarkan pada ukuran butir mineralnya dapat dibagi menjadi :
a. Batuan Dalam, bertekstur faneritik yang berarti mineral-mineral yang menyusun batuan tersebut
dapat dilihat tanpa bantuan alat pembesar.
b. Batuan Gang, bertekstur porfiritik dengan massa dasar faneritik.
c. Batuan Gang, bertekstur porfiritik dengan massa dasar afanitik
d. Batuan Lelehan , bertekstur afanitik, dimana individu
mineralnya tidak dapat dibedakan atau tidak dapat
dilihat dengan mata biasa.
II.4. Struktur Batuan
Beku
Struktur
Batuan Beku
adalah pembagian batuan beku berdasarkan bentuk batuan beku dan proses
kejadiannya, yang terbagi menjadi:
a.
Struktur Bantal (pillow structure)
Struktur Bantal adalah struktur yang dinyatakan pada
batuan ekstrusi tertentu yang dicirikan oleh massa batuan yang berbentuk
bantal, berukuran antara 30 – 60 cm dan biasanya jarak antar bantal berdekatan
dan terisi oleh bahan-bahan dari sedimen klastik, terbentuk di dalam air dan
umumnya terbentuk di laut dalam.
b. Struktur
Vesikular
Struktur
Vesikular adalah struktur pada batuan ekstrusi yang terdapat rongga-rongga yang
berbentuk elip, silinder maupun tidak beraturan. Terbentuknya rongga-rongga
terjadi akibat keluarnya/dilepaskannya gas-gas yang terkandung di dalam lava
setelah mengalami penurunan tekanan.
c. Struktur
Aliran
Struktur
Aliran terjadi akibat lava yang disemburkan tidak ada yang dalam keadaan homogen, karena saat lava menuju ke permukaan selalu
terjadi perubahan komposisi, kadar gas, kekantalan, dan derajat kristalisasi.
Struktur aliran dicerminkan dengan adanya goresan berupa garis-garis yang
sejajar, perbedaan warna dan teksturnya.
d.
Struktur Kekar
Struktur
Kekar adalah bidang-bidang pemisah/retakan yang terdapat dalam semua jenis
batuan, biasanya disebabkan oleh proses pendinginan tetapi ada yang disebabkan
oleh gerakan-gerakan di dalam bumi yang berlaku sesudah batuan mengalami
pembekuan.
Retakan-retakan
yang memotong sejajar dengan permukaan bumi menghasilkan struktur perlapisan,
sedang yang tegak lurus dengan permukaan bumi akan menghasilkan struktur
bongkah.
Retakan dapat pula membentuk kolom-kolom yang dikenal dengan struktur kekar meniang (columnar jointing), hal ini disebabkan karena adanya pendinginan dan penyusutan yang merata dalam magma dan dicirikan oleh perkembangan retakan membentuk segi empat, segi lima atau segi enam, umumnya terdapat pada batuan basal.
Retakan dapat pula membentuk kolom-kolom yang dikenal dengan struktur kekar meniang (columnar jointing), hal ini disebabkan karena adanya pendinginan dan penyusutan yang merata dalam magma dan dicirikan oleh perkembangan retakan membentuk segi empat, segi lima atau segi enam, umumnya terdapat pada batuan basal.
II.5. Determinasi Batuan Beku
1.
Bassalt
Batuan basalt
berwarna gelap, berat, kaya akan besi dan sedikit akan kandungan mineral silika
batuan vulkanik, yang biasanya membentuk lempeng samudera di dunia. Mempunyai
ukuran butir yang sangat baik sehingga kehadiran mineral mineral tidak terlihat.
Ditemukan di sukadana,Lampung. Perusahaan
penambang PT. Putra
Gambar 2.1. batu bassalt
2. Andesit
Andesit adalah suatu jenis batuan beku vulkanik dengan komposisi antara dan tekstur spesifik yang umumnya ditemukan pada lingkungan subduksi tektonik di wilayah perbatasan lautan seperti di pantai barat Amerika Selatan atau daerah-daerah dengan aktivitas vulkanik yang tinggi seperti Indonesia.
Gambar 2.2. batu andesit
Batu andesit banyak
digunakan dalam bangunan-bangunan megalitik, candi
dan piramida. Begitu juga perkakas-perkakas dari zaman prasejarah banyak
memakai material ini, misalnya: sarkofagus, punden berundak, lumpang batu, meja
batu, arca dll. Ditemukan di gunung Masigit, JABAR.
3.
Obsidian
Obsidian adalah mineral -seperti, tetapi tidak mineral benar karena sebagai kaca tidak kristal , selain komposisinya terlalu rumit untuk terdiri dari mineral tunggal. Kadang-kadang diklasifikasikan sebagai mineraloid .
Gambar 2.3. batu obsidian
Meskipun
obsidian berwarna gelap mirip dengan mafik batuan seperti basal ,'s komposisi
obsidian sangat felsic . Obsidian terutama terdiri dari SiO 2 ( dioksida
silikon ), biasanya 70% atau lebih. batu Kristal dengan itu komposisi obsidian
termasuk granit dan riolit . Karena obsidian adalah metastabil di permukaan
bumi (lebih dari waktu kaca mineral kristal menjadi berbutir-halus), tidak ada
obsidian telah ditemukan yang lebih tua dari Kapur usia. Ini rincian obsidian
dipercepat dengan adanya air. Obsidian memiliki kadar air rendah jika segar,
kurang dari 1% air biasanya menurut beratnya,tetapi menjadi semakin terhidrasi
saat berhubungan dengan air tanah, membentuk perlite . Ditemukan di nagggrek,Bandung.
4.
Dasit
Merupakan intrusi batuan beku yang menerobos andesit. Hasil pelapukan berupa lanau lempingan, berwarna coklat kehitaman, palstisitas sedang, lunak.. ditemukan di karangsambung, kebumen.
Gambar 2.4. batu dasit
5.
Diorit
Batu diorit merupakan batuan hasil terobosan batuan beku (instruksi) yang membentuk morfologi pembuktian berelief kasar dengan elevasi dari beberapa ratus meter hingga mencapai lebih dari 1000 meter di atas permukaan laut (dpal).
Gambar 2.5. batu diorit
Batuan ini umumnya mempunyai warna yang bervariasi, yaitu coklat,
coklat kehitaman, abu-abu kehitaman, abu-abu dengan bercak-bercak hitam, hitam
kecoklatan atau abu kehitaman, bersifat pejal (massif) dan kompak dengan
tekstur porfiro granitik dengan nilai kuat tekan berkisar antara 970-1.260 kg /
cm2; ketahanan terhadap keausan 0,072-0,083 mm/menit; berat isi asli 2,66-2,78
ton/m3 dan penyerapan terhadap air 0,73-1,10 %. Sehingga batu diorit ini dapat
dijadikan sebagai batu ornamen dinding maupun lantai bangunan gedung atau untuk
batu belah untuk pondasi bangunan / jalan raya. Ditemukan di Bayat, Klaten. Perusahaan penambang PT. Aneka Tambang.
6.
Peridot pada umumnya terdiri hanya dari satu warna yaitu hijau olive, dan yang paling dicari adalah yang warnanya agak gelap atau yang susunan besinya tidak lebih dari 15% dan terdapat campuran nickel dan chromium karena campuran tersebut memberi pengaruh pada warnanya.
Gambar 2.6. batu peridot
Warnanya yang
hijau disebabkan oleh adanya zat besi di dalamnya dan kadang jika warnanya agak
kecoklat-coklatan itu dikarenakan campuran besinya terlalu banyak di dalam
susunan kimia tersebut. Ditemukan di karangsambunng, Kebumen.
7.
Granit
Granit adalah jenis batuan intrusif, felsik, igneus yang umum dan banyak ditemukan. Granit kebanyakan besar, keras dan kuat, dan oleh karena itu banyak digunakan sebagai batuan untuk konstruksi. Kepadatan rata-rata granit adalah 2,75 gr/cm³ dengan jangkauan antara 1,74 dan 2,80. Kata granit berasal dari bahasa Latin granum. Meja granit sebagai bidang acuan dalam proses pengukuran. Dalam bidang industri dan rekayasa, granit banyak dipakai sebagai bidang acuan dalam berbagai pengukuran dan alat pengukur.
Granit adalah jenis batuan intrusif, felsik, igneus yang umum dan banyak ditemukan. Granit kebanyakan besar, keras dan kuat, dan oleh karena itu banyak digunakan sebagai batuan untuk konstruksi. Kepadatan rata-rata granit adalah 2,75 gr/cm³ dengan jangkauan antara 1,74 dan 2,80. Kata granit berasal dari bahasa Latin granum. Meja granit sebagai bidang acuan dalam proses pengukuran. Dalam bidang industri dan rekayasa, granit banyak dipakai sebagai bidang acuan dalam berbagai pengukuran dan alat pengukur.
Gambar 2.7. batu granit
Hal ini dikarenakan granit bersifat kedap air, kaku (rigid),
non-higroskopis dan memiliki koefisien ekspansi termal yang sangat rendah.
Salah satu penerapannya adalah pada mesin pengukur koordinat (Coordinate
Measuring Machine).
Batuan gabro merupakan endapan batuan yang lebih muda dibandingkan batuan onix dan marmer. Teksturnya yang berbutir kasar membuat batuan ini mudah dibentuk dengan alat sederhana, balk dengan pahat atau baji maupun dengan teknik semprotan air bertekanan tinggi. Ditemukan di pegununngan jiwo,Klaten
Gambar 2.8. batu gabro
9.
Diabas
Batuan diabas diinterpretasikan merupakan batuan intrusi, dan menunjukan struktur kekar tiang (collumnar joint) yang mana merupakan hasil gaya kontraksi pada saat pembekuan magma. Pada daerah ini telah dilakukan konservasi sebagian dan sebagian lagi telah dilakukan penambangan. Ditemukan di karangsambung, kebumen.
Batuan diabas diinterpretasikan merupakan batuan intrusi, dan menunjukan struktur kekar tiang (collumnar joint) yang mana merupakan hasil gaya kontraksi pada saat pembekuan magma. Pada daerah ini telah dilakukan konservasi sebagian dan sebagian lagi telah dilakukan penambangan. Ditemukan di karangsambung, kebumen.
Perusahaan penambangnya adalah PT.INCO.
Gambar 2.9. batu diabas
BAB III
PENUTUP
III.1. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat saya sampaikan dari makalah ini adalah sebagai
berikut :
1.
Batu adalah material padat dari agregat mineral yang telah
padu. Batuan beku merupakan batuan yang terbentuk dari magma yang mendingin dan
membeku.
2.
Batuan beku adalah batuan yang terbentuk dari satu atau beberapa mineral dan terbentuk akibat
pembekuan dari magma.
3.
Batuan beku berdasarkan genetiknya yaitu batuan ekstruksi
dan batuan instrusi yaitu batuan beku dalam dan beku luar.
4.
Struktur batuan beku ada 4, yaitu struktur bantal, struktur
vesikular, strutur aliran, struktur kekar.
5.
Beberapa jenis batuan beku antara lain batu Diorit,
Diabas, Basalt, Dunit, perodit, Obsidian, Granit, Granodiorit, Sienit, Andsit dan Zeolit dan lain sebagainya.
III.2. Saran
Untuk memperluas pengetahuan
tentang batuan beku kita harus mempelajari dan memahami maksud dari batuan
beku, bagaimana batuan beku terbentuk, klasifikasi batuan beku dan
determinasinya di kehidupan sehari-hari.
DAFTAR PUSTAKA
1. Non personal, (2012), (Online),http://id.wikipedia.org/wiki/Kategori:Batuan_beku, diakses 15 september 2012.
2.
Non personal,
(2012), (Online), http://www .crayonpedia.org/mw/Jenis-jenis_batuan_7. 1, diakses 15 september 2012.
3.
Magetsari Noer
Aziz, at al.(2006), “GL-211 GEOLOGI FISIK”.
Bandung : ITB.
1 komentar:
izin copas bang :D
Posting Komentar