BATUAN SEDIMEN KLASTIK dan NONKLASTIK
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA2012
BAB I
PEMBAHASAN
ii.1 Mengenal Batuan Sedimen
Batuan
sedimen merupakan batuan mineral yang telah terbentuk dipermukaan bumi yang
mengalami pelapukan. Material hasil rombakan batuan diatas permukaan bumi
akibat proses-proses eksogen, pelapukan dan erosi, merupakan material yang
sifatnya urai. Terdiri dari fragmen batuan, mineral dan berbagai material
lainnya yang berasal dari atas permukaan bumi
Material
urai ini tertransport oleh air, angin dan gaya gravitasi ketempat yang lebih
rendah, cekungan, dan diendapkan sebagai endapan atau sedimen dibawah permukaan
air. Sedimen yang terakumulasi tersebut mengalami proses litifikasi atau proses pembentukan batuan. Proses yang
berlangsung adalah kompaksi dan sementasi, mengubah sedimen menjadi batuan
sedimen. Setelah menjadi batuan sifatnya berubah menjadi keras dan kompak.
Proses
kompaksi pada umumnya akibat beban
sedimen yang ada diatasnya, menyebabkan hubungan antar butir menjadi lebih
lekat dan juga air yang dikandung dalam pori terperas keluar. Sementasi adalah
proses dimana butiran-butiran sedimen direkat dengan material lain yang
terbentuk kemudian, dapat berasal dari air tanah atau pelarutan mineral-mineral
dalam sedimen itu sendiri. Material semennya dapat merupakan silika, karbonat,
atau oksida (besi).
Material sedimen dapat berupa :
1.
Fragmen
dari batuan lain dan mineral-mineral, seperti kerikil di sungai, pasir di
pantai dan lumpur di laut
2.
Hasil
penguapan dan proses kimia, garam di danau payau dan kalsium karbonat di laut
dangkal
3.
Material
organik, seperti koral di laut, vegetasi di rawa-rawa.
Sifat – sifat utama
batuan sedimen :
a. Adanya
bidang perlapisan yaitu struktur sedimen yang menandakan adanya proses
sedimentasi.
b.Sifat klastik yang menandakan
bahwa butir-butir pernah lepas, terutama pada golongan detritus.
c. Sifat
jejak adanya bekas-bekas tanda kehidupan (fosil).
d. Jika
bersifat hablur, selalu monomineralik, misalnya : gypsum, kalsit, dolomite dan
rijing
ii.2 Klasifikasi batuan
Oleh
karena keragaman pembentukan (genesa), tekstur, komposisi dan penampilan batuan
sedimen, maka dasar klasifikasinyapun ada bermacam-macam. Pengelompokan batuan
sedimen yang ideal berdasarkan ukuran butir, bentuk dan material pembentuknya.
Berdasarkan
ada tidaknya proses transportasi dari batuan sedimen dapat dibedakan menjadi 2
macam :
1.
Batuan Sedimen
Klastik; Yaitu batuan sedimen yang terbentuk berasal dari hancuran batuan lain.
Kemudian tertransportasi dan terdeposisi yang selanjutnya mengalami diagenesa.
Dikelompokkan berdasarkan butir materialnya. Untuk itu diperlukan satu acuan
butir komponen materialnya, dan telah dibuat oleh Wentworth, dikenal sebagai
skala Wenworth:
Boulder
|
≥ 256 mm
|
Cobble
|
64 – 256 mm
|
Pebble
|
4 – 64 mm
|
Granule
|
2 – 4 mm
|
Sand
|
1/16 – 2 mm
|
Silt
|
1/256 – 1/16 mm
|
Clay
|
≤ 1/256 mm
|
Tabel
1
Boulder dan Cobble
dapat diartikan sebagai bongkah, pebble sama dengan kerakal, granule seukuran dengan
kerikil, sand sama dengan pasir, sedangkan silt dan clay adalah lempung.
Batuan sedimen
klastik terdiri dari butiran-butiran. Butiran yang besar disebut fragmen dan diikat oleh masa
butiran-butiran yang lebih halus, matriks.
Batuan sedimen klastik yang dikelompokkan berdasarkan besar butir
materialnya, sebagai konglomerat, batu pasir, serpih dan batu lempung.
a.
Konglomerat
Gambar I
•
Berwarna kelabu keputihan
• Tersusun atas beberapa sens (kerikil-kerikil bulat), tidak ada goresan, tidak mengkilap, kekerasan 5,5-6 patahan tidak sempurna,p ermukaan tidak rata, berat.
• Tersusun atas beberapa sens (kerikil-kerikil bulat), tidak ada goresan, tidak mengkilap, kekerasan 5,5-6 patahan tidak sempurna,p ermukaan tidak rata, berat.
Genesa :
Konglomerat
merupakan suatu bentukan fragmen dari proses sedimentasi, batuan yang berbutir
kasar, terdiri atas fragmen dengan bentuk membundar dengan ukuran lebih besar
dari 2mm yang berada ditengah-tengah semen yang tersusun oleh batupasir dan
diperkuat & dipadatkan lagi kerikil. Dalam pembentukannya membutuhkan
energi yang cukup besar untuk menggerakan fragmen yang cukup besar biasanya
terjadi pada sistem sungai dan pantai.
Konglomerat
adalah batuan sedimen yang tersusun dari bahan-bahan dengan ukuran berbeda dan
bentuk membulat yang direkat menjadi batuan padat. Bentuk fragmen yang membulat
akibat adanya aktivitas air, umumnya terdiri atas mineral atau batuan yang
mempunyai ketahanan dan diangkut jauh dari sumbernya. Di antara fragmen-
fragmen konglomerat diisi oleh sedimen-sedimen halus sebagai perekat yang
umumnya terdiri atas Oksida Besi, Silika, dan Kalsit. Fragmen-fragmen
konglomerat dapat terdiri atas satu jenis mineral atau batuan atau beraneka
macam campuran. Seperti halnya breksi, sifatnya yang heterogen menjadikan
berwarna-warni. Konglomerat umumnya diendapkan pada air dangkal.
Kegunaan : Digunakan
Sebagai pondasi bangunan.
b.Batu
pasir
Batu
pasir adalah pada batuan sediment dengan ukuran butir antara 1/16 milimeter dan
2 mm. ( untuk siltstone terbentuk dari butiran yang lebih halus). Walaupun
batupasir tidak menandakan adanya mineral istimewa, tetapi pada kenyataannya
batu pasir biasanya banyak mengandung mineral kuarsa. Kebanyakan batu pasir
tetap mengandung sejumlah kecil dari mineral mineral clays,
hematite,ilmenite,feldspar dan mica, yang menambah warna dan karakter dari
matrix kuarsa. Batupasir yang mempunyai kandungan mineral pengotor dalam jumlah
besar digolongkan sebagai wacke atau graywacke.
Gambar II
Batu
pasir terbentuk ketika pasir jatuh dan terendapkan pada bagian offshore dari
delta delta sungai, tetapi gurun pasir dan pantai dapat membentuk perlapisan
batu pasir apabila dikaji pada rekaman geologi. Batu pasir biasanya tidak
mengandung fosil-fosil, sebab energi yang terdapat pada lingkungan ketika
lapisan lapisan pasir terbentuk tidak mendukung untuk terpeliharanya
fosil-fosil tersebut. Sebagai pemandangan dan pembentuk batuan, batupasir penuh
dengan karakter, warna yang khas dan cepat terawetkan.
Butiran dari kuarsa di dalam batu
pasir tersement bersama dengan silika ( yang secara kimiawi sama dengan
kuarsa), atau kalsium karbonate atau oksida besi. Warna coklat dan belang pada
batu pasir yang kasar disebabkan sejumlah kecil dari mineral mineral besi
b.
Batu lempung
Gambar III
Genesa :
Type utama
batulempung menurut terjadinya terdiri dari lempung residu dan lempung letakan
(sedimen), lempung residu adalah sejenis lempung yang terbentuk karena proses
pelapukan (alterasi) batuan beku dan ditemukan disekitar batuan induknya.
Kemudian material lempung ini mengalami proses diagenesa sehingga membentuk
batu lempung.
Kegunaan :
Lempung umumnya
digunakan untuk bahan pembuatan keramik, bahan baku semen Portland, genteng,
gerabah dan bata.
c.
Batu
serpih
Gambar IV
Terdiri
dari butiran-butiran batu lempung atau tanah liat, berwarna abu-abu kehijauan,
merah, atau kuning. Dimanfaatkan sebagai bahan bangunan. Berasal dari pelapukan
batuan tanah liat.
2.
Batuan Sedimen Non
Klastik; Yaitu batuan sedimen yang tidak mengalami proses transportasi.
Pembentukannya adalah kimiawi dan organis.
Batuan sedimen
nonklastik yang banyak dijumpai adalah batu gamping atau (limestone)
Gambar V
Terdiri terutama dari mineral
kalsium karbonat. CaCO3 yang terjadi akibat proses kimia atau organik. Kalsium
karbonat diambil oleh orgasme dari air dimana ia hidup untuk membuat
cangkangnya atau bagian yang keras. Setelah organismenya mati tertinggal
cangkangnya atau bagian yang kerasnya dan terkumpul didasar laut. Lama kelamaan
membentuk endapan batu gamping yang terdiri dari cangkang dan
pecahan-pecahannya. Tebalnya sampai ratusan meter dan beberapa kilometer
persegi luasnya. Dalam air yang tenang, terendapkan kalsium karbonat dengan
kristal-kristal berbentuk jarum, beralaskan lumpur karbonat. Endapan ini
setelah mengalami kompaksi mengkristal kembali menjadi batu gamping kristalin,
dengan kristal-kristal sangat halus, yang hanya dapat dilihat dengan mikroskop
dengan perbesaran sangat tinggi. Selain batu gamping, dijumpai juga endapan
garam dan Gypsum , keduanya merupakan hasil penguapan. Garam terdiri dari
mineral halit, komposisinya NaCl, dan Gypsum berkomposisi CaSO4.2H2O. Keduanya terdapat
sebagai lapisan-lapisan pada tempat yang terbatas.
Menurut
R.P. Koesoemadinata, 1980 batuan sedimen dibedakan menjadi enam golongan yaitu
:
A. Golongan Detritus Kasar
Batuan sedimen diendapkan dengan proses mekanis. Termasuk dalam golongan ini antara lain adalah breksi, konglomerat dan batupasir. Lingkungan tempat pengendapan batuan ini di lingkungan sungai dan danau atau laut.
Batuan sedimen diendapkan dengan proses mekanis. Termasuk dalam golongan ini antara lain adalah breksi, konglomerat dan batupasir. Lingkungan tempat pengendapan batuan ini di lingkungan sungai dan danau atau laut.
Gambar
VI
B. Golongan Detritus Halus
Batuan yang termasuk kedalam golongan ini diendapkan di lingkungan laut dangkal sampai laut dalam. Yang termasuk ked ala golongan ini adalah batu lanau, serpih, batu lempung dan Nepal.
Batuan yang termasuk kedalam golongan ini diendapkan di lingkungan laut dangkal sampai laut dalam. Yang termasuk ked ala golongan ini adalah batu lanau, serpih, batu lempung dan Nepal.
Gambar
VII
C. Golongan Karbonat
Batuan ini umum sekali terbentuk dari kumpulan cangkang moluska, algae dan foraminifera. Atau oleh proses pengendapan yang merupakan rombakan dari batuan yang terbentuk lebih dahulu dan di endpkan disuatu tempat. Proses pertama biasa terjadi di lingkungan laut litoras sampai neritik, sedangkan proses kedua di endapkan pada lingkungan laut neritik sampai bahtial. Jenis batuan karbonat ini banyak sekali macamnya tergantung pada material penyusunnya.
Batuan ini umum sekali terbentuk dari kumpulan cangkang moluska, algae dan foraminifera. Atau oleh proses pengendapan yang merupakan rombakan dari batuan yang terbentuk lebih dahulu dan di endpkan disuatu tempat. Proses pertama biasa terjadi di lingkungan laut litoras sampai neritik, sedangkan proses kedua di endapkan pada lingkungan laut neritik sampai bahtial. Jenis batuan karbonat ini banyak sekali macamnya tergantung pada material penyusunnya.
Gambar
VIII
D. Golongan Silika
Proses terbentuknya batuan ini adalah gabungan antara pross organik dan kimiawi untuk lebih menyempurnakannya. Termasuk golongan ini rijang (chert), radiolarian dan tanah diatom. Batuan golongan ini tersebarnya hanya sedikit dan terbatas sekali.
Proses terbentuknya batuan ini adalah gabungan antara pross organik dan kimiawi untuk lebih menyempurnakannya. Termasuk golongan ini rijang (chert), radiolarian dan tanah diatom. Batuan golongan ini tersebarnya hanya sedikit dan terbatas sekali.
Gambar
IX
E. Golongan Evaporit
Proses terjadinya batuan sedimen ini harus ada air yang memiliki larutan kimia yang cukup pekat. Pada umumnya batuan ini terbentuk di lingkungan danau atau laut yang tertutup, sehingga sangat memungkinkan terjadi pengayaan unsur – unsur tertentu. Dan faktor yang penting juga adalah tingginya penguapan maka akan terbentuk suatu endapan dari larutan tersebut. Batuan – batuan yang termasuk kedalam batuan ini adalah gip, anhidrit, batu garam.
Proses terjadinya batuan sedimen ini harus ada air yang memiliki larutan kimia yang cukup pekat. Pada umumnya batuan ini terbentuk di lingkungan danau atau laut yang tertutup, sehingga sangat memungkinkan terjadi pengayaan unsur – unsur tertentu. Dan faktor yang penting juga adalah tingginya penguapan maka akan terbentuk suatu endapan dari larutan tersebut. Batuan – batuan yang termasuk kedalam batuan ini adalah gip, anhidrit, batu garam.
Gambar
X
03121002092
F. Golongan Batubara
Batuan sedimen ini terbentuk dari unsur – unsur organik yaitu dari tumbuh – tumbuhan. Dimana sewaktu tumbuhan tersebut mati dengan cepat tertimbun oleh suatu lapisan yang tebsl di atasnya sehingga tidak akan memungkinkan terjadinya pelapukan. Lingkungan terbentuknya batubara adalah khusus sekali, ia harus memiliki banyak sekali tumbuhan sehingga kalau timbunan itu mati tertumpuk menjadi satu di tempat tersebut.
( Danang Endarto, 2005 )
Batuan sedimen ini terbentuk dari unsur – unsur organik yaitu dari tumbuh – tumbuhan. Dimana sewaktu tumbuhan tersebut mati dengan cepat tertimbun oleh suatu lapisan yang tebsl di atasnya sehingga tidak akan memungkinkan terjadinya pelapukan. Lingkungan terbentuknya batubara adalah khusus sekali, ia harus memiliki banyak sekali tumbuhan sehingga kalau timbunan itu mati tertumpuk menjadi satu di tempat tersebut.
( Danang Endarto, 2005 )
GambarXI
#
#
Oleh:Taufiq Marjon
0 komentar:
Posting Komentar