Peta Rencana Tata Guna Lahan Pulau Karimun (dokumen PT. RAI)
Keadaan Geologi
dan Stratigrafi
Mengacu pada hasil pemetaan geologi oleh S. Koesoemadinata, K.
Sutisna, T.C. Amin, Sukardi, dan B. Hermanto (Pusat Penelitian dan Pengembangan
Geologi, 1994), Pulau Karimun dibentuk oleh berbagai jenis batuan beku, sedimen, dan
metamorf yang berumur pra tersier, ditutupi oleh sedimen lepas sampai agak padu dari satuan alluvium tua dan alluvium muda yang berumur kuarter (Gambar 2.2).
Sementara
granit didaerah pulau Karimun berumur trias
tengah-akhir, terdiri atas granit biotit, turmalin aplit, pegmatite dan
greisens. Pulau Karimun secara geologi terletak pada zona busur Kepulauan (Sunda Platform), yang merupakan penerusan arah tenggara lempeng benua Eurasia dan
hasil dari proses tektonik mesozoikum.
Stratigrafi
Busur Kepulauan (Sunda Platform), yang merupakan penerusan arah
tenggara lempeng benua Eurasia, merupakan hasil dari proses tektonik
mesozoikum. Batuan tertua yang membentuk daerah ini adalah formasi malang yang
terdiri kelompok batuan gunung api riodasitik, serpih hornfels, batu pasir, rijang, konglomerat dan batugamping. Batuan
dalam keadaan segar, kompak, masif, keras dan pejal, umumnya mempunyai permeabilitas
dan porositas rendah hingga kedap air. Lapisan pembawa air di satuan batuan ini
hadir pada zona-zona pelapukan dan rekahan, sehingga tingkat peresapan dan
akumulasi air tanah relatif kecil.
Material endapan di
atas batuan granit adalah endapan alluvium tua dan alluvium muda, berumur
kuarter hingga resen berupa material-material bersifat lepas hingga semi padu
dari hasil lapukan dan rombakan batuan yang lebih tua (granit karimun), dominan
berupa pasir kuarsa. Litologi penyusun lainnya terdiri dari lempung, lanau,
kerikil, terumbu koral, gambut dan sisa-sisa tumbuhan. Pada endapan alluvium
ini terkandung pula bijih timah, menempati daerah dataran pantai yang sempit.
Dari segi hidrogeologi, material pasir berbutir kasar-halus hasil lapukan granit
tersebut bersifat lolos air (Permeable).
Sumber : Dokumen Inventarisasi
Geologi wilayah Pantai Kemen.ESDM 1998
Gambar. Peta Geologi Regional Pulau Karimun Besar
Topografi dan Geomorfologi
Berdasarkan sejarah
geologinya Pulau Karimun termasuk kawasan Tanah Sunda, yang meliputi
pulau-pulau di Indonesia bagian barat, Semenanjung Malaya, serta paparan laut
dangkal diantaranya. Proses pembentukan dataran yang mencakup pelapukan dan
pengikisan untuk jangka waktu yang cukup lama, telah menghasilkan bentuk
bentang alam atau topografi yang khas.
Secara umum, bentuk
topografi yang ada di wilayah Pulau Karimun adalah dataran rendah bergelombang dengan
permukaan yang tertutup oleh tanah pelapukan yang cukup tebal , wilayah Pulau
Karimun mempunyai kondisi Geomofologi yang dapat dibagi dua yaitu Satuan
Morfologi Dataran dan Satuan Morfologi Perbukitan Bergelombang Lemah-Terjal.
Satuan Morfologi
Dataran (0-25 m) merupakan daerah dataran pantai dan dataran rendah sedikit
bergelombang. Morfologi seperti ini menempati daerah pinggiran pantai,
rawa-rawa serta pada beberapa daerah di sekitar sungai. Dari permukaan laut,
satuan morfologi dataran memiliki elevasi berkisar dari 0-25 m. Di Pulau
Karimun Besar, satuan ini menempati pada bagian Selatan, terdapat lahan yang
bergambut (daerah Sei Raya dan sekitarnya), di bagian Barat dan Timur, yang dicirikan
dengan terdapatnya aliran sungai yang relatif pendek dengan kemiringan dasar
sungai yang landai, dan sungai-sungai bersifat musiman. Satuan Morfologi ini
terdiri dari endapan-endapan Alluvium muda dan tua, berupa pasir kuarsa dan
material terumbu koral.
Satuan Morfologi
Perbukitan Bergelombang Lemah-Terjal (25-437 m) merupakan bentang alam
perbukitan bergelombang lemah - sedang yang memiliki pelamparan cukup luas,
yaitu pada bagian Barat dan Timur pulau. Batuan penyusun Morfologi ini terutama
material-material hasil lapukan dan rombakan dari granit yang terakumulasi pada
lembah antar bukit dan dataran pantai. Sedangkan morfologi bergelombang sedang
- terjal umumnya dijumpai pada bagian utara pulau. Kenampakannya dicirikan
dengan tonjolan-tonjolan yang memiliki ketinggian yang kontras dengan daerah di
sekitarnya, sebagai contoh Bukit Masjid, Gunung Jantan dan Gunung Betina.
Aliran sungai yang pendek dan bersifat musiman banyak dijumpai pada daerah ini.
Batuan penyusun Morfologi seperti ini sebagian besar adalah granit padu.