Reclaim Feeder (Pengumpan Belt Conveyor dari Stockpile)
2.1. Belt Conveyor
Belt conveyor adalah alat angkut yang bisa dipakai untuk jarak
pendek, sehingga biasa disebut Belt
Loader atau Belt Dumper, namun
bisa juga dipakai untuk jarak angkut yang jauh, melebihi 1500 meter. Sekarang
sudah ada Belt Conveyor sebagai alat
transportasi untuk jarak jauh yang melebihi 30 km. Biasanya Belt Conveyor dipilih apabila tonase
material yang akan diangkut per satuan waktu adalah besar (Indonesianto. 2005).
Belt conveyor merupakan
suatu alat pemindah material yang berbasis teknologi tinggi yang semakin banyak
digunakan pada industri - industri yang sedang berkembang dibeberapa negara.
Dengan menggunakan Belt Conveyor, perusahaan mampu
menghemat biaya produksi yang sangat tinggi, serta meningkatkan laju produksi
dengan kecepatan yang signifikan dan stabil (Alfian, H. 2011).
Belt Conveyor atau konveyor sabuk
adalah media pengangkutan yang digunakan untuk memindahkan muatan dalam bentuk
satuan atau tumpahan, dengan arah horizontal atau membentuk sudut inklinasi
dari suatu sistem operasi yang satu ke sistem operasi yang lain dalam suatu
jalur proses produksi, yang menggunakan sabuk (Belt) sebagai penghantar muatannya (Zainuri, 2006).
Kelebihan dari transportasi dengan Belt
Conveyor antara lain bekerja secara otomatis, mudah dalam
memulai operasi dan terus beroperasi secara terus menerus. Belt Conveyor
hampir tidak memiliki waktu jeda atau istirahat ketika beroperasi, tidak
terganggu oleh cuaca buruk, yang sering mengganggu truk pengangkutan. Belt Conveyor
juga membutuhkan tenaga kerja yang jauh lebih sedikit dibandingkan alat
transportasi konvensiona seperti truk (Hartman, 1992).
2.1.1. Komponen Conveyor
Berikut ini adalah komponen – komponen
dari konstruksi suatu Belt Conveyor (Gambar 2.1)
Gambar 2.1. Komponen Kontruksi pada Belt Conveyor (Swinderman,
2002)
Menurut Partanto (2000) bagian – bagian penting yang terdapat
dalam suatu conveyor antara lain :
1.
Drive
Pulley
Merupakan Pulley yang berfungsi
menyalurkan energi gerak putar pada Belt
sehingga Belt bergerak. Biasanya
sebagai discharge Pulley dan juga drive Pulley. (Gambar 2.1.)
2.
Tail
Pulley dan Head Pulley
Head Pulley adalah Pulley yang
berada pada ujung depan Belt dimana
material dicurahkan. Untuk beberapa desain pulley ini digunakan sebagai Pulley penggerak. (Gambar 2.1)
Tail Pulley merupakan
Pulley yang pada umumnya berada
diujung belakang Belt dan tidak
berputar secara langsung oleh Drive-unit tetapi
berputar karena mengikuti gerakan Belt.(Gambar
2.2)
Gambar 2.2. Konstrusi Belt Conveyor
pada daerah dekat Loading Chute
(CEMA,
2007)
3.
Snub
Pulley (pada head-end
dan tail-end)
Merupakan Pulley tambahan yang
berfungsi untuk memperbesar sudut lilitan Belt
pada Drive. Lokasi pemasangan Snub
Pulley dapat dilihat ada (Gambar.2.1.)
4.
Bend Pulley
Merupakan Pulley yang memiliki fungsi
melengkungkan atau mengubah arah Belt.(Gambar
2.1)
5.
Take-up
Pulley
Merupakan Pulley yang
dikombinasikan dengan sistem Take Up, pada
gambar 2.4 dapat dilihat Pulley ini
dikombinasikan dengan beberapa macam sistem Take
Up. Untuk Automatic Take Up Pulley
ini dirancang untuk dapat bergerak mengimbangi operasional Belt Conveyor.
6.
Belt
Merupakan
bagian yang berfungsi menerima transfer enargi gerak dari Pulley yang berputar, Belt
akan mengangkut material dari satu ujung suatu kontruksi Belt Conveyor ke ujung lainnya. Belt
dapat dibuat dari beberapa bahan, salah satu diantaranya adalah tenunan benang
kapas (Cotton) sehingga membentuk
suatu Carcas maupun berupa rangkaian
kawat baja yang disebut Steel Cord
(Gambar 2.2)
7.
Idlers
Berfungsi
untuk menahan atau menyangga Belt pada
bagian Carryin dan Return. Jarak antar Idlers tergantung dari fungsi kegunaannya, berikut ini adalah
pembagian Idlers menurut fungsi keguaannya :
a.
Impact
Idlers (Impact roller)
Merupakan Idlers yang terletak
pada daerah tumpahan material ke dalam Belt,
biasanya terbuat dari Rubber yang
berfungsi menahan beban Impact dari
material yang jatuh diatas Conveyor,
sehingga dapat mengurangi kerusakan Belt.
( Gambar 2.2)
b. Carry Idlers
Carrying Idlers adalah Idlers yang berfungsi
untuk menyangga Belt yang membawa muatan
material. dapat
dilihat pada Gambar 2.3.
c. Return Idlers (Return roller)
Merupakan Idlers yang berfungsi untuk menyangga Belt dengan muatan kosong, secara umum terletak pada bagian
bawah Carrying Idlers (Gambar
2.3.)
Gambar
2.3. Cross section kontruksi Conveyor Belt (CEMA, 2007)
d.
Transition Idlers
Merupakan Idlers dengan sudut
yang disesuaikan guna menghindari ketidakstabilan Belt ketika terjadi perubahan sudut Idlers, baik dari kecil menjadi besar ataupun sebaliknya. (Gambar
2.2.)
e. Weighing Idlers
Idlers
ini merupakan Carry Idler yang
ditempatkan pada Weight Bridge
(timbangan). Dengan tingkat kepresisisan yang lebih tinggi dari pada Carry
Idler lainnya.
f. Training Idlers
Idlers
ini digunakan untuk membantu kelurusan sabuk yang berfungsi membawa (Carrying) material maupun yang tidak
membawa material (Return).
8.
Take-up
unit
Merupakan sistem yang diinstalasi guna mempertahankan ketegangan Belt yang mengimbangi peregangan Belt saat operasional pengangkutan
sedang dilakukan. Terdapat dua macam sistem Take
Up yaitu Manual Take Up dan Automatic Take Up.
Gambar
2.4. Beberapa macam sistem Take Up
(CEMA,2007)
9.
Skirtboards
Merupakan instalasi yang dipasang setelah Loading Chute yang bertujuan membentuk Profile tumpukan batubara dan menstabilkan tumpukan batubara hingga
mampu mengimbangi kecepatan Belt. (Gambar
2.5)
Gambar 2.5. Skirtboard Setelah Daerah Transfer
Point (CEMA, 2007)
10. Cleaner
Cleaner
merupakan peralatan yang digunakan untuk membersihkan sisi Belt dari material sisa yang tidak tercurahkan saat terjadi Loading dan tetap menempel pada sisi Belt, penggunaan Cleaner dapat dilihat pada Gambar 2.6.
Gambar
2.6. Multiple Belt Cleaning System
(CEMA, 2002)
DAFTAR
PUSTAKA
ARPM. (2011). Conveyor and Elevator Belt Handbook. Indianapolis: Association for Rubber Products Manufacturers, Inc.
CEMA. (2007). Belt Conveyor for Bulk Materials Six Edition
2nd Printing. USA: Conveyor Equipment Manufacturers Association.
Hartman, H.L. (1992). SME Mining Engineering Handbook. Colorado: Society for Mining Metallurgy and
Exploration, Inc.
Nasher, Z. (2014). Perancangan Konveyor Spreader Kapasitas 1200
TPH Untuk Material Batubara dengan 0,8 Ton/M3. Skripsi, Fakultas
Teknik: Universitas Brawijaya.
Peurifoy, R.,
Schexnayder, C., Shapira, A. (2006). Construction Planning, Equipment,
and Methods. Mc-Graw Hill : New York.
Raymond, L.
(2002). SME Mining Engineering Handbook: Colorado : Society for Mining Metallurgy and
Exploration Inc.
Rudianto. (2013). Rancang Bangun Belt Conveyor Trainner Sebagai Alat Bantu
Pembelajaran. Jurnal Teknik Mesin Politeknik Kediri, 4(2). 15-26.
Subba, R. (2011). Mineral
Benefication. Boca Raton: CRC Press.
Swinderman PE, R Todd.,
Larry J Goldbeck & Andrew D Marti. (2002), The Practical Resource for Total Dust &
Material Control. Illinois: Martin Engineering.
Toha,
J. (2002). Perancangan, Pemasangan, dan Perawatan
Konveyor Sabuk dan Peralatan Pendukung. PT. Junto Engineering: Bandung.